Mentari Senja ~Poem

ولَيْلٍ كَمَوْجِ البَحْرِ أَرْخَى سُدُوْلَــهُ عَليَّ بِأَنْـوَاعِ الهُـمُوْمِ لِيَبْتَلِــي
فَقُلْـتُ لَهُ لَمَّا تَمَطَّـى بصُلْبِــهِ وأَرْدَفَ أَعْجَـازاً وَنَاءَ بِكَلْكَــلِ
ألاَ أَيُّهَا اللَّيْلُ الطَّوِيْلُ ألاَ انْجَلِــي بِصُبْحٍ وَمَا الإصْبَاحُ منِكَ بِأَمْثَــلِ

Malam-malamku bagai gelombang samudera
Tirai hitamnya menjulur
merenggut tubuhku
menebarkan sejuta nestapa
Saat ia menggeliat,
Merentangkan punggungnya
Dan bersiap-siap menerkam mangsanya
Aku katakan padanya
Duhai malam-malam yang panjang
Mengapa kau tak segera beranjak pergi
Biarkan sang pagi merekah cerah
dibalut keindahan
Meski pagi tak juga bisa mengusir lara

-Imru Al Qais (520-565M), penyair Arab pra Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Kami sungguh Takut

Bismillaah…
Malam ini dalam tidurnya ibunda kami, beliau bermimpi sampai mengigau.. Ibundapun kami bangunkan.. Kami sangat takut, jika dalam kondisi tersebut ternyata beliau sudah merenggang nyawa.. Naudzubillah…

Sesungguhnya kami sangat takut kehilangan ibunda kami tercinta .. Walaupun kami sungguh sadar, beliau bukan milik kami…
Kami takut kehilangan pelukannya, masakannya yang dirindukan.. Doa doanya yang mengiringi langkah-langkah kami.. Nasehat-nasehatnya kepada kami.. Tauladannya kepada kami.. Kasih sayangnya yang sepanjang masa kepada kami.. Sentuhan ibunda kepada kami ketika kami sakit.. Perhatiannya kepada kami yang tak pernah bosan…

Yaa Allah, Yg Maha Memiliki jiwa ini.. Tolong jaga ibu kami.. Sehatkanlah beliau.. Panjangkanlah umur beliau, bahagiakanlah beliau serta wafatkanlah kami dalam keadaan husnul khotimah.. Aamiin Ya Allah..

Yaa Allah.. Ampuni kami yang belum bisa membahagiakan ibunda kami secara utuh… Ampunilah kami karena kami masih sering menyakiti beliau, baik dalam kata maupun perbuatan…

Yaa Allah Yang Maha Mengasihi, kami sangat bersyukur atas semua karuniamu selama ini.. Kami sangat bersyukur atas smua ni’mat sehat dan iman yang telah Engkau anugerahkan kepada kami.. Kasihilah ibunda kami.. Sebagaimana beliau mengasihi kami ketika kami masih kecil.. Ampunilah semua dosa-dosanya.. Aamiin Ya Allah, Ya Shomad.. Ya Mujiib…

 

Syafakillah Bunda.. la ba’sa.. thohuurun insyaa Allah…

..
Khansa

Rupanya Senyawa Kesedihan

B. Arab Rais 20150812_172933

 

Jikalau kamu tidak bersedih.. kamu bukan manusia..

Bahwa kamu lebih layak disebut malaikat..

Ketahuilah, siapa pun akan bersedih bila mengalami suatu ujian atau musibah yang menimbulkan ‘rasa sakit’ dan kepedihan hati.. Tak seorang pun mampu menghindari itu, karena secara naluri, manusia cenderung merasakannya. Tak mungkin menghilangkan hal yang bersifat naluriah..

Meski..

Islam tak sedikit pun melarang kita bersedih. Namun yang penting ucapan dan sikap yang tetap terjaga.. Jangan sampai bersikap keliru dan mengundang dosa.

Dan tentu saja, jangan juga terlalu larut dalam kesedihan.

 

Ingatkah, bahwa orang yang beriman adalah orang yang tidak akan bisa terpuruk karena rasa sedih dan ketakutan. Bahwa itu merupakan tanda kedekatan Allah azza wa jalla kepada hambaNya.. bahwa Allah senantiasa menyayangi hambaNya yang taat dan setia.. 🙂

 

Dan ada sedikit cuplikan kata dari sebuah akun hikmah di instagram, yang aku kira ini benar adanya,

Sepahit apapun sesuatu kejadian, apabila ia membuatkan diri semakin kenal dan dekat dengan Allah, ia adalah kurniaan yang amat berharga

Tetapi semanis apapun kejadian, apabila ia semakin membutakan hati dan menjauhkan diri dari Allah, ia adalah sebenar-benarnya musibah..

 

~Untuk siapa saja yang pernah merasakannya..

 

..
Khansa, 17 Rabi’ul Awwal 1437 H

(Image source: @sabarlahdiriku)